Friday, March 8, 2013

Karakteristik Batuan Dalam Pemodelan Penambanagn

0 comments


KARAKTERISTIK ATAU SIFAT BATUAN
SEBAGAI PARAMETER DALAM PEMODELAN PENAMBANGAN

Batuan adalah suatu material yang terdiri dari mineral padat  ( solid ) berupa massa yang berukuran besar ataupun berupa fragment – fragment. Setiap batuan memiliki karaktristik atau sifat untuk mempertahankan bentuknya masing-masing. Secara umum karakteristik batuan dalam mekanika dapat dibagi menjadi dua yakni sifat fisik dan sifat mekanik batuan. Kedua karakteristik inilah yang acap kali di gunakan dalam membuat sebuah desain model penambangan.


A.           Sifat Fisik Batuan
Dalam konsep mekanika batuan sifat fisik batuan didefinisikan sebagi kenampakan khas fisikis batuan yang dapat diinterpretasi secara langsung. Sifat fisik batuan berdasarkan konsep mekanika yang dapat dijadikan parameter dalam pemodelan penambangan antara lain :
1.     Porositas
Porositas adalah kemampuan suatu batuan untuk menyimpan fluida. Dalam konsep keteknikan porositas didefinisikan perbandingan ruang kosong /pori-pori dalam batuan dengan keseluruhan volume batuan. Porositas dibagi 2 berdasarkan asal usulnya :
·         Original (Primary) Porosity
Porositas yang terbentuk ketika deposisi material (proses pengendapan batuan) tanpa ada faktor lain. Pada umunya terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir, gamping/kapur, dan batuan kristal yang pada dasarnya bentuknya tak seragam.
·         Induced (Secondary) Porosity
Porositas yang terbentuk setelah proses deposisi batuan karena beberapa proses geologi yang terjadi pada batuan tersebut, seperti proses intrusi, fault, retakan, dan sebagainya. Proses tersebut akan mengakibatkan lapisan yang sebelumnya non-porosity/permeabelitas menjadi lapisan berporositas. Contohnya retakan pada shale dan batukapur, dan vugs atau lubang-lubang akibat pelarutan pada batukapur.
2.   Specific Gravity
Specific Gravity didefinisikan sebagai berat jenis dari batuan. Setiap batuan mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Umumnya “mineral-mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.
3.   Void Ratio
Void ratio adalah rasio rongga atau perbandingan pori, yakni perbandingan antara isi pori dan atau rongga yang terdapat diantara butir-butir bahan dengan isi bahan padat.
4.   Bobot Isi
Bobot isi mengacu pada seberapa besarnya kandungan isi dari kepadatan batuan.
5.   Absorpsion
Mengacu pada seberapa besar kemampuan batuan dalam menyerap air (daya serap batuan terhadap air).

B.           Sifat Mekanik Batuan
Sifat atau karakteristik yang dapat terlihat pada batuan akibat pengaruh gaya dan tekanan. Sifat mekanik batuan dalam mekanika batuan dapat berbentuk :
  1. Strength (Kuat Tekanan dan Kuat Tarikan)
Arthur menyatakan bahwa strength pada batuan merupakan faktor yang sangat penting untuk penentuan laju pemboran. Strength pada batuan adalah kemampuan batuan untuk mengikat komponen-komponennya bersama-sama. Jadi dengan kata lain apabila suatu batuan diberikan tekanan yang lebih besar dari kekuatan batuan tersebut, maka komponen-komponennya akan terpisah-pisah atau dapat dikatakan hancur. Lebih lanjut lagi, criteria kehancuran batuan diakibatkan oleh adanya : Stress (tegangan) dan Strain (regangan).
Tegangan dan regangan ini terjadi apabila ada suatu gaya yang dikenakan pada batuan tersebut. Goodman, menyatakan variasi beban yang diberikan pada suatu batuan mengakibatkan kehancuran batuan. Terdapat empat jenis kerusakan batuan yang umum, yaitu :
v       Flexure Failure
Flexure failure terjadi karena adanya beban pada potongan batuan akibat gaya berat yang ditanggungnya, karena adanya ruang pori formasi dibawahnya.
v  Shear Failure
Shear failure, kerusakan yang terjadi akibat geseran pada suatu bidang perlapisan karena adanya suatu ruang pori pada formasi dibawahnya.
v  Crushing dan Tensile Failure
Crushing dan tensile failure merupakan kerusakan batuan yang terjadi akibat gerusan suatu benda atau tekanan sehingga membentuk suatu bidang retakan.
v  Direct Tension Failure
Direct tension failure, kerusakan terjadi searah dengan bidang geser dari suatu perlapisan.
2. Drillabilitas
          Drillabilitas batuan (rock drillability) merupakan ukuran kemudahan batuan untuk dibor, yang dinyatakan dalam satuan besarnya volume batuan yang bisa dibor pada setiap unit energi yang diberikan pada batuan tersebut. Drillabilitas batuan dapat ditentukan melalui data pemboran (drilling record).
E = energi mekanik yang dibutuhkan, lb-in
W = weigth on bit, lbf
r = jari-jari pahat, in
R = laju pemboran, ft/hr
N = kecepatan putar, rpm
V = volume batuan yang dihasilkan, in3
Selanjutnya dengan pengembangan model pemboran, drillabilitas batuan dapat ditentukan dengan menggunakan roller cone bit.
3.   Abrasivitas
Merupakan sifat menggores dan mengikis dari batuan, sehingga sering menyebabkan keausan pada gigi pahat dan diameter pahat. Setiap batuan mempunyai sifat abrasivitas yang berbeda-beda, pada umumnya batuan beku mempunyai tingkat abrasivitas sedang sampai tinggi, batu pasir lebih abrasif daripada shale, serta limestone lebih abrasif dari batu pasir atau shale. Ukuran dan bentuk dari partikel batuan menyebabkan berbagai tipe keausan, seperti juga torsi dan daya tekan pada pahat.
  1. Tekanan pada Batuan
Merupakan tekanan-tekanan yang bekerja pada batuan formasi. Tekanan-tekanan tersebut harus diperhatikan dalam kegiatan pemboran. Karena berpengaruh dalam cepat-lambatnya laju penembusan batuan formasi. Secara umum, batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami tekanan :
a.   Internal Stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam pori-pori batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi).
b.   Eksternal Stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya (tekanan overburden).
  1. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas adalah sifat elastis atau kelenturan dari suatu batuan.
  1. Poisons Ratio


Referensi :
part-1/
petrofisika/
http:id.wordpress.com/tag/physical-properties
http:id.wordpress.com/tag/sifat fisi/mekanik
http://pkukmweb.ukm.my/~kamal/mekanika-batuan.htm

No comments: