KONDISI OSEANOGRAFI KEPULAUAN TAKA BONERATE
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Sebagian besar dari hamparan bumi ini adalah lautan, hal tersebut berarti sebagian besar merupakan perairan yang merupakan air asin dimana jumlah air asin yang ada di bumi mencapai 97%. Untuk mengkaji dan mempelajari segala yang berkenaan dengan kelautan maka lahirlah oceanografi yang merupakan salah satu cabang ilmu bumi, yang khusus mengkaji tentang kelautan. Oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Salah satu daerah yang memiliki fenomena yang menarik mengenai kondisi perairanya adalah Kepulauan Taka Bonerate.
A. Nomenklatur Taka Bonerate
Taka Bonerate - sebuah kepulauan di sisi selatan semenanjung Sulawesi dan Pulau Selayar, dengan nama baku "Kepulauan Macan". Pada zaman kerajaan Bone, kawasan ini dinamakan Bone Riattang (artinya kerajaan Bone di sebelah selatan atau gundukan pasir di selatan). Pada zaman kerajaan Gowa disebut Bone Irate (artinya kerajaan Gowa di sebelah selatan ataupun gundukan pasir di selatan). Tapi ada pula yang mengartikan Taka Bonerate sebagai "hamparan karang di atas pasir" (Molengraff - 1929) dalam "Sebaran dan Perkembangan Terumbu Karang di Indonesia Timur" menyebut Taka Bonerate sebagai Atol Harimau atau Tiger Island. Nama-nama pulau di Taka Bonerate telah tiga kali mengalami perubahan yaitu nama yang diberikan oleh Molengraff 1929, nama dalam peta Dishidros, dan nama yang berlaku sekarang di masyarakat lokal.
Nama Kepulauan Macan diberi berbagai interpretasi makna yang berlainan. Interpretasi yang dinilai logis menghubungkan nama tersebut dengan bentuk kawasan beserta letak taka di dalamnya yang menyerupai gigi macan yang tajam dan cukup rapat. Menyiratkan sebuah peringatan bagi manusia, yaitu bagi siapapun yang ingin masuk ke kawasan harus mengenal dahulu kepulauan tersebut, bila tidak, maka orang tersebut akan sulit keluar, karena diandaikan sudah berada di dalam mulut macan.
Gamabar 1. Peta Lokasi Kepulauan Taka Bonerate
Penamaan pulau-pulau, taka-taka, clan gusung yang membentuk Kepulauan Macan, sekarang disebut "Kawasan Taka Bonerate", bukan sekedar nama, melainkan mengandung makna sehubungan berkaitan dengan sumberdaya yang dikandungnya dan peristiwa-peristiwa sejarah, sosial ekonomi serta politik masyarakat masa lalu.
B. Letak dan Luas
Taka Bonerate, secara geografis terletak di Laut Flores pada 120°55' - 121°25' BT dan 6° 20' - 7' 10' LS. Secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten Selayar, Propinsi Sulawesi Selatan. Secara fisik Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate dibatasi oleh:
Sebelah Utara berbatasan dengan Sulawesi Selatan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
Kawasan ditunjuk sebagai Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/Kpts-II/1992, tgl. 26 Pebruari 1992. Luas kawasan 530.765 ha, terdiri dari 21 gugusan pulau kecil, puluhan taka dan bungin membentuk lingkaran menyerupai tapal kuda, dikenal sebagai atoll. Kawasan ini ditetapkan selain karena tingkat keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi, juga karena merupakan terumbu karang atoll terbesar ketiga di dunia (Nontji, 1997) seluas 220.000 ha, setelah atoll Kwajifein di Kep. Marshall dan atoll Suvadiva di Maldives.
C. Karakteristik Kawasan
1. Kondisi dan Potensi Non Biotik
Batimetri dan Topografi
Batimetri perairan kawasan TNL Taka Bonerate sangat khas. Di sebelah Timur Kabupaten Kepulauan Selayar tidak terdapat dataran benua (continental slope), sehingga terjadi pertemuan langsung pesisir dasar laut dengan lereng benua. Hal ini menyebabkan kondisi batimetri disekitar paparan TBR sangat terjal, dimana atoll TBR di batasi oleh paparan yang berkedalaman 200 meter, dan pada tepi paparan kedalaman perairan mengalami penurunan drastis (drop) hingga kedalaman 1500 2000 meter.
Topografi daratan utama sangat unik dan menarik, dengan atoll yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas, membentuk gugusan pulau yang cukup banyak. Selat-selat yang sempit, dalam dan terjal mengantarai pulau-pulau dan gosong karang.
Pada bagian permukaan rataan terumbu karang banyak terdapat gobah yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah akan tampak seperti daratan kering yang diselingi oleh genangan air membentuk kolam-kolam kecil (tide pool). Kedalaman perairan sangat bervariasi mulai dari 2-3 m (pada rataan terumbu) sampai pada kedalaman 200 m di dalam kawasan.
Pulau-pulau yang ada di wilayah Taka Bonerate berada pada ketinggian sekitar 2-4 m dari permukaan laut, sebahagian besar memanjang dari utara ke selatan dengan panjang antara 200 - 2000 m, dan lebar antara 50 - 1000 m. Bentuk wilayah datar dengan tekstur tanah pasir berlempung dan tanpa topografi yang berarti. (RPTN, 1997).
Geologi
Takabonerate terletak di antara lengan selatan Sulawesi dan Pulau Flores, bersama dengan gugusan Pulau Bonerate menempati area yang memiliki sifat geologi yang masih memiliki kemiripan dengan mandala Sulawesi Selatan namun berbeda dengan mandala vulkanik aktif Flores. Sesar berarah Utara Barat Laut - Tenggara melintas di sisi barat daya Taka Bonerate diperikiran sebagai kelanjutan secar penting di Sulawesi Selatan berarah Utara - Selatan yang teramati melintas ujung tenggara Sulawesi Selatan (Bira) melintas di Timur Kepulauan Selayar.
Benteng alam sebagai pseudo atoll dan letak paparan serta landas kontinen di atas paparan benua berada menjadikan Taka Bonerate sebagai tonggak (deep stick) di Laut Flores.
Sejumlah laporan terdahulu menyebutkan bahwa landas dari Taka Bonerate diperkirakan sebagai batuan vulkanik dan batuan malihan. Citra seismik di utara Flores hanya sedikit mengungkapkan geologi bawah tanah kompleks ini, sebagai masif vulkanik, terobosan dan malihan yang terjerat struktur patahan.
Klimatik
Kondisi klimatik Kawasan Taka Bonerate, pada umumnya beriklim basah tropik khatulistiwa, dengan 4 bulan basah dan 5 bulan kering, serta dipengaruhi musim angin Barat, musim angin Timur, dan masa peralihan atau pancaroba. Tingkat kelembaban rata-rata bulanan sebesar 88 %, dengan suhu rata-rata 36°C.
Kawasan ini dipengaruhi oleh musim angin barat, angin timur dan peralihan (pancaroba). Musim angin barat terjadi sekitar bulan Januari – Maret biasanya diikuti musim penghujan dengan angin kencang sehingga dapat menimbulkan gelombang laut yang besar. Musim angin Timur terjadi pada bulan Juli – September, biasanya diikuti musim kemarau dan kurangnya kecepatan angin menimbulkan gelombang laut yang agak tenang. Musim pancaroba (peralihan) terjadi antara bulan April – Juni dan bulan Oktober – Desember. Keadaan laut pada musim ini tidak dapat diduga sewaktu-waktu gelombang laut tenang dan kadang-kadang menjadi besar. (RPTN, 1997).
Hidrologi
Pada seluruh kawasan TN Taka Bonerate, tidak terdapat sungai dan danau, dengan kata lain tidak terdapat air tawar permukaan.
2. Kondisi dan Potensi Biotik
Terumbu Karang
Kawasan Taka Bonerate terdiri atas 3 (tiga) kategori terumbu karang yaitu: terumbu karang penghalang (barrier reef), terumbu karang tepi (fringing reef), dan terumbu karang cincin (atoll). Keanekaragaman jenis biota penyusun ketiga kategori terumbu karang tersebut cukup tinggi, juga keberadaan beberapa lokasi profil terumbu karang yang sangat terjal (drop-of).
Fungsi terumbu karang untuk organisme laut adalah menyediakan habitat yang stabil sebagai tempat hidup. Untuk manusia, fungsi utama terumbu karang adalah sebagai sumber makan yang penting, juga sebagai sumber obat-obatan, dan sumber pendapatan (nafkah). Terumbu karang juga memiliki fungsi penting sebagai pelindung garis pantai, dengan fungsi pemecah dan penghalang ombak-ombak besar yang bisa mengikis pantai. Fungsi lainnya adalah sebagai tempat wisata karena memiliki pemandangan yang indah.
Padang Lamun
Di perairan Taka Bonerate terdapat 10 spesies lamun yang tersebar di seluruh kawasan. Dengan jenis yang dominan adalah Thalassodedendron ciliata, Halophila ovalis, Cymdocea rotuda, Cymdocea serrulata, Thallasia bembrichii dan Enhalus acoroides. Jenis lain yang juga dijumpai namun dalam skala yang kecil adalah Halophila minor, Syringodium, Halodhule spp. Pengamatan yang dilakukan oleh (RPTN, 1997).
Hasil penelitian Tim Zonasi PSTK-UNHAS (2001) menunjukkan bahwa terdapat 9 spesies lamun dari 6 genera atau 75% dari jumlah spesies yang ada di Indonesia (12 spesies: Azkab, 1999).
Ikan
Ikan yang terdapat di kawasan TN Taka Bonerate terdiri atas dua jenis utama yaitu ikan karang dan ikan pelagis. Kawasan TN Taka Bonerate yang memiliki variasi habiat mulai dari daerah terumbu karang, daerah berpasir, berbagai lekuk dan celah, daerah algae, dan lamun hingga laut dalam menyebabkan keanekaragaman ikan pada kawasan ini sangat tinggi.
Hasil penelitian LIPI (1995) menemukan 43 famili dengan 285 spesies, dengan spesies ikan karang dominan adalah dari famili: Chaetodontidae, Pomacentridae, Labridae, Scaridae, Pomachantidae, Apogionidae, Serranidae, Gobiidae, Lucanidae, Caesionidae dan Mullidae.
Sedangkan penelitian yang dilaksanakan oleh Tim Zonasi PSTKUNHAS (2001), mendapatkan 36 famili, 115 genus dan 362 spesies ikan karang. Seluruh jumlah dan spesies ini kemudian dibagi ke dalam 3 kelompok besar: ikan major, ikan indikator dan ikan target. Jumlah famili ikan major sebanyak 19 famili (61 genus; 176 spesies), ikan indikator sebanyak 5 famili (16 genus; 61 spesies) dan ikan target sebanyak 15 famili (42 genus; 125 spesies).
Ganggang Laut (Macro Algae)
Ganggang laut atau macro algae adalah tumbuhan purba, yang tidak memiliki akar, daun dan batang sejati. Alga memiliki berbagai bentuk, mulai dari bentuk benang hingga lembaran-lembaran yang rumit. Alga sering dikelompokkan dalam 3 kelompok utama, yaitu alga merah, alga hijau dan alga coklat.
Hasil pengamatan Tim RPTN Taka Bonerate (RPTN, 1997) menemukan 47 spesies makro algae yang merupakan anggota Phyllum Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta. Sedangkan hasil penelitian Tim Zonasi PSTKUNHAS (2001), menemukan 83 spesies dan 37 genera makroalgae yang terdiri dari 44 spesies algae hijau, 13 spesies algae coklat dan 26 spesies algae merah.
Algae dominan yaitu: Dicoospbaefia cavernosa, Udotea occidentalis, Neomeris annulata, Halimeda cylindracea, H. opuntia, H. macroloba, H. micronesica, Laurencia obtusa dan Lithothamnion prolifer. Namun dari 9 spesies tersebut hanya 2 spesies yang ditemukan melimpah, yaitu Halimeda cylindracea dan Neomeris annulata.
Moluska
Tim RPTN Taka Bonerate (1997), mengemukakan bahwa mollusca yang terdapat di TBR terdiri atas 4 klas, 56 famili dan 216 species. Mollusca yang terdapat di TBR adalah Gastropoda klas pelecypoda, klas Cephalopods dan klas Scapopoda.
Kelompok mollusca yang dominan terdiri atas dua klas yakni Gastropoda (keong-keongan) dan Pelecypoda (kerang-kerangan). Gastropoda dominan berasal dari famili: Cypraedae, Thaidae, Conidae, dan Cerithidae. Juga ditemukan gastropoda ukuran besar seperti Scrabang Batik (Chaeronia tritons), Kepala Kambing (Cassis cornuta), dan tedong-tedong (Lambis chiragra). Serta beberapa jenis Trochus spp, dan Conus textile yang masuk dalam redlist CITES. Jenis-jenis kerang yang ditemukan antara lain: kerang mutiara (Pinctada spp), Halionthis sp dan Kima (Tridacna spp).
Jenis Kima yang terdapat di TBR adalah lima jenis dari marga Tridacna dan dua jenis dari marga Hippopus. Ketuiuh spesies tersebut adalah Tridacnagigas, T. squamosa, T. derasa, T. crosea, T. maxima, Hippopus hippopus, H. porcellanus. Juga terdapat Klas Cephalopoda seperti Nautilus (Nautilus sp), Cumi-cumi (Squid sp) dan Gurita (Octopus sp).
D. Kondisi Oseanografi Kawasan Kepulauan Taka bonerate
1. Oseanografi Fisika
Pasang Surut
Jenis pasang surut kawasan TBR adalah Campuran Condong Dominan Ganda (Mixed tide prevailing semidiurnal) atau dalam sehari semalam terjadi dua kali air pasang , dengan nilai rata-rata muka air (MSL) berada dalam interval 200 cm – 250 cm. (YKL-Indonesia, 2001).
Arus
Pola arus global di Kawasan TBR umumnya sangat dipengaruhi oleh kondisi musim. Saat musim Barat, arus permukaan di kawasan mengalir ke arah Timur dengan kecepatan 33 - 50 cm /det. Pada awal musim Timur (April), arus permukaan mengalir ke arah Barat dengan kecepatan lemah, 12 - 38 cm/det. (RPTN, 1997).
Saat musim Timur ini arus permukaan semakin meningkat dan kecepatan maksimum pada bulan Juni, sekitar 75 cm / det yang mengalir ke arah Barat. Akhir musim Timur (Oktober) kecepatan arus menurun mengalir ke arah Barat dengan kecepatan 25 - 38 cm/det (RPTN, 1997).
Ombak
Kawasan TBR yang terletak di Laut Flores, yang secara geografis berhadapan langsung dengan Laut Jawa di sebelah barat dan Laut Banda di sebelah Timur, menyebabkan kawasan ini diterjang ombak yang dibangkitkan oleh angin. Akibat hembusan angin musiman, maka kawasan TBR menerima hempasan ombak yang berubah-ubah seuai dengan arah hembusan angin / musim.
Pada Musim Timur, angin berkecepatan rendah, sehingga tinggi ombak tidak lebih dari 1 m, sebaliknya pada musim barat, angin berkecepatan tinggi dengan jarak tanpa rintangan (fetch lenght) besar, menyebabkan ombak yang tinggi dan dapat mencapai 2 m. (RPTN, 1997).
Suhu dan Salinitas
Suhu permukaan perairan di kawasan TBR, juga sangat dipengaruhi oleh musim. Suhu permukaan laut kawasan TBR berkisar antara 26,7 - 29°C. Suhu permukaan pada bulan Mei mulai menurun hingga Agustus yang mencapai minimum 26,7°C. Suhu permukaan mulai naik pada bulan September dan mencapai maksimum 29°C pada bulan Desember. Pada waktu puncak musim Barat (Januari) temperatur turun lagisampai bulan Februari, kemudian naik pada bulan Maret hingga Mei. (RPTN, 1997).
Salinitas adalah persentase bagian padat di dalam air laut. Kisaran salinitas air laut di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate adalah antara 31,9 34,4 ppt dengan rata-rata variasi salinitas tahunan pada musim Timur bertambah 1, 5 ppt dan 3 ppt pada musim Barat. Variasi tersebut terjadi karena arus musiman. Pada awal musim barat, massa air dengan salinitas rendah, mengalir dari laut Jawa ke laut Flores yang mereduksi salinitas pada bulan Nopember sampai Maret. Selain itu, curah hujan, juga mereduksi salinitas, tetapi hanya 0,53 ppt. Pada musim Timur, massa air dari laut Banda dengan salinitas tinggi mengalir ke laut Flores menyebabkan salinitas di kawasan TBR meningkat. (RPTN, 1997).
Salinitas minimum terjadi pada bulan Maret, sedangkan pada bulan April salinitas mulai naik dan mencapai maksimum pada bulan Oktober.
2. Oseanografi kimia
Kadar Dissolved Oxigen
Oksigen terlarut (DO) merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup organisme suatu perairan. Oksigen terlarut dimanfaatkan oleh organisme perairan melalui respirasi untuk pertumbuhan, reproduksi, dan kesuburan. Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat mengurangi efisiensi pengambilan oksigen oleh biota laut, sehingga dapat menurunkan kemampuan untuk hidup normal dalam lingkungan hidupnya.
Kadar oksigen terlarut berada pada kisaran nilai antara 1,44 2,76 ppm. Kadar oksigen terlarut ini menunjukkan perairan Taka Bonerate memiliki suplai oksigen yang cukup untuk proses respirasi, baik untuk karang maupun hewan lain.
Kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Biochemical Oxygen Demand (BOD) merupakan ukuran bahan yang dapat dioksidasi melalui proses biokimia, atau merupakan gabungan beberapa efek pemakaian oksigen ke dalam suatu variabel. BOD sebagai limbah adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menstabilkan bahan organik.
Kadar BOD pada kawasan TBR berada pada kisaran nilai antara 0,16 1,48 ppm. Nilai ini menunjukkan perairan Taka Bonerate mempunyai kemampuan merubah bahan organik menjadi anorganik cukup tinggi, sehingga tidak terjadi akumulasi bahan organik di perairan.
Kadar COD (Chemical Oxygen Demand)
Kandungan COD berkisar 28 - 88 ppm. Bahan organik yang masuk ke lingkungan laut umumnya berasal dari limbah pemukiman, dan kadar COD pada kawasan TBR masih dalam batas toleransi.
Kadar TSS (Total Suspended Sediment)
Kawasan TBR memiliki kadar TSS berkisar antara 0,54 2,45 ppm, rendahnya nilai TSS perairan akibat tidak adanya sumber padatan yang masuk ke perairan dari daratan.
Kadar Karbonat
Karbonat merupakan bentuk senyawa karbon yang terikat dalam perairan air laut dan berfungsi sebagai penyanggah perairan laut agar tetap basa sehingga proses kalsifikasi dalam pertumbuhan terumbu karang tetap berlangsung.
Kadar karbonat pada kawasan TN-TBR berkisar antara 288 576 ppm. Tingginya kadar karbonat pada perairan Taka Bonerate berkaitan dengan kemampuan perairan mengoksidasi senyawa organik, dimana peristiwa ini menghasilkan senyawa karbon terikat.
Kadar Nitrat
Nitrat merupakan hasil akhir oksidasi nitrogen dalam air laut. Pada kadar oksigen tinggi, bentuk nitrat akan lebih banyak ditemukan sebagai senyawa mikronutrien yang mengontrol produktivitas lapisan permukaan.
Kadar nitrat pada kawasan TN-TBR berkisar antara 0,0768 - 1,2865 ppm. Nilai ini menunjukkan kadar nitrat yang merupakan hasil akhir oksidasi nitrogen pada air laut dalam perairan masih dalam batas alami. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya sumber-sumber nitrat dari daratan seperti limbah pemukiman dan pertanian yang mencemari kawasan Taka Bonerate.
Kadar Fosfat
Kadar Fospat pada kawasan TN-TBR berada pada kisaran 0,08028 - 0,33450 ppm. Kadar fospat umumnya bersumber dari penguraian bahan organik dan limbah pemukiman. Kadar fospat perairan Taka Bonerate tinggi dan berada pada tingkat kesuburan yang baik. Tingginya kandungan ini dapat bersumber dari limbah detergen dari pemukiman, namun masih dapat ditolerir.
Derajat Kemasaman (pH)
Secara umum, kawasan Taka Bonerate merupakan kawasan yang pertumbuhan karangnya cukup baik karena ditunjang dengan kondisi kimiawi dari perairan, dimana parameter kesuburan perairan seperti pH berada pada kisaran yang cukup tinggi yaitu antara 8.4 - 8.7. Kondisi perairan yang cenderung basa ini dipengaruhi oleh kandungan karbonat yang cukup tinggi. Perairan Taka Bonerate yang bersifat basa menunjang pertumbuhan karang untuk terjadinya proses kalsifikasi.
REFERENSI:
Google Book
Balai Taman Nasional Taka Bonerate
Jalan S Parman No. 40, Bantaeng Selayar, 92812, Sulawesi Selatan
http://zee-marine.blogspot.com/2011_08_01_archive.html
http://www.festivaltakabonerate.com/index.php?m=bWVudT0xMzE3MDQyNjUyJmFpZD0xMzE5NzAzMzE5JnBhZ2U9MQ==
http://abdul-kholik.tripod.com/laut2.htm
No comments:
Post a Comment